Kota Lama Surabaya
Nama : Hanifah Nur Rahma Fadhila
NIM : 1130023164
Kelas : 3A
Program
Studi S1 Keperawatan
Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan
Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA)
Kota Lama Surabaya
Di sudut-sudut yang tersembunyi dari
hiruk-pikuk modernisasi Surabaya, terdapat sebuah kawasan yang seakan menjadi
jembatan waktu. Kota Lama Surabaya, tempat di mana bangunan - bangunan tua
berdiri kokoh, menceritakan kisah masa lalu dengan bisu. Berjalan menyusuri
jalan-jalan ini, seolah membawa kita kembali ke era di mana Surabaya adalah
pusat perdagangan dan pemerintahan kolonial Belanda.
Pada sebuah sore yang lengang, aku
berjalan menyusuri jalanan ini. Derap langkah kaki di atas trotoar yang
bertekstur, membawa bayang-bayang masa lalu ke dalam pikiran. Dulu, mungkin di
tempat ini, seorang pejabat kolonial berjalan dengan angkuhnya, atau mungkin
seorang pedagang pribumi dengan pakaian tradisionalnya menunggu pembeli. Kini,
deretan bangunan berarsitektur kolonial berdiri sebagai monumen bisu,
menceritakan sejarah panjang kota ini. Kota Lama Surabaya memiliki daya tarik
utama berupa arsitektur kolonial yang kental. Bangunan-bangunan di sini
dirancang dengan gaya arsitektur Eropa, yang dipadukan dengan elemen-elemen
lokal.
Di sudut lain Kota Lama, berdiri bangunan
tua yang kini menjadi Museum Bank Indonesia. Dahulu, gedung ini merupakan
tempat di mana banyak transaksi penting terjadi, menggerakkan roda ekonomi
Hindia Belanda. Kini, gedung ini menyimpan cerita tentang bagaimana uang
mengalir di masa lalu, dan bagaimana Surabaya menjadi pusat perdagangan
penting. Kota Lama Surabaya tidak hanya dikenal dengan bangunan tua dan cerita
sejarahnya. Pada waktu-waktu tertentu, kawasan ini menjadi hidup dengan pasar
malam yang riuh. Aku masih ingat betapa ramainya suasana saat itu, dengan aneka
pedagang yang menawarkan berbagai makanan tradisional dan pernak-pernik kuno.
Lampu-lampu gantung yang sederhana namun berwarna-warni, menghiasi jalanan
sempit yang dipenuhi pengunjung.
Bagi wisatawan yang ingin menyusuri Kota
Lama Surabaya, berjalan kaki atau bersepeda adalah pilihan yang tepat. Dengan
berjalan kaki, wisatawan bisa menikmati setiap detail arsitektur bangunan,
serta merasakan atmosfer khas masa lalu yang masih terasa kental di kawasan
ini. Selain itu, wisatawan juga dapat mengunjungi beberapa museum yang ada di
sekitar kawasan ini, seperti Museum Bank Indonesia yang menyimpan berbagai
koleksi terkait sejarah perbankan di Indonesia. Kota Lama Surabaya juga sering
menjadi lokasi berbagai acara budaya, seperti festival musik, pameran seni, dan
bazar kuliner. Acara-acara ini tidak hanya menambah daya tarik kawasan ini,
tetapi juga menjadi sarana untuk melestarikan budaya dan tradisi lokal.
Aku menyadari bahwa Kota Lama Surabaya bukan sekadar tempat untuk dilihat, tetapi untuk dirasakan. Setiap batu bata, setiap jendela kayu yang sudah mulai lapuk, memiliki ceritanya sendiri. Dan saat aku berdiri di sana, di tengah-tengah kota tua ini, aku merasa menjadi bagian dari cerita panjang Surabaya, cerita tentang keberanian, perlawanan, dan juga kenangan. Saat akhirnya aku meninggalkan Kota Lama Surabaya, aku tahu bahwa aku tidak hanya membawa kenangan, tetapi juga rasa hormat yang mendalam. Kawasan ini bukan hanya sekadar jejak masa lalu, tetapi juga pengingat akan pentingnya melestarikan warisan budaya. Di tengah derasnya arus perubahan, Kota Lama Surabaya tetap menjadi oasis sejarah, di mana kenangan akan masa lalu tetap hidup, membisikkan cerita kepada siapa saja yang mau mendengarkan.
Tugas Foto:
Komentar
Posting Komentar